Tawuran Remaja: Mengapa Kekerasan Kolektif Masih Marak?

Tawuran remaja yang masih sering terjadi di berbagai wilayah menunjukkan adanya ketegangan sosial di kalangan generasi muda. Tawuran ini seringkali dipicu oleh hal-hal sepele, namun berujung pada bentrokan besar antar kelompok remaja. Di balik kekerasan tersebut, ada kebutuhan untuk menunjukkan solidaritas kelompok, rasa memiliki, dan identitas yang kuat. Di beberapa daerah, kekerasan ini juga dipicu oleh faktor ekonomi dan sosial, di mana remaja merasa terpinggirkan dan menggunakan tawuran sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap ketidakadilan sosial. Tawuran juga menjadi simbol kekuatan bagi kelompok yang merasa bahwa mereka tidak memiliki akses terhadap kekuatan sosial atau ekonomi yang lebih tinggi.
Melalui teori interaksionisme simbolik, tawuran remaja dapat dipahami sebagai cara kelompok untuk menunjukkan identitas dan keberanian mereka di mata kelompok lain. Tawuran menjadi sarana bagi mereka untuk berinteraksi dan mengukuhkan makna tertentu tentang kekuatan dan solidaritas kelompok. Teori konflik Karl Marx dapat menjelaskan kekerasan kolektif ini sebagai bentuk ketegangan antara kelas sosial yang tidak setara, di mana kelompok remaja yang merasa terpinggirkan mencari cara untuk mengekspresikan perlawanan terhadap ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di lingkungan mereka.