FENOMENA EMOJI DAN GAMBAR SEMANGKA SEBAGAI SEBUAH SIMBOL RESISTENSI DALAM PERSEKTIF SOSIOLOGI
Belakangan ini, ada fenomena viral di media sosial yang melibatkan penggunaan emoji semangka sebagai simbol dukungan terhadap Palestina dan protes terhadap Israel. Sejarahnya bermula pada 1960-an ketika Israel melarang penggunaan bendera Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Sebagai respons, masyarakat Palestina mengadopsi simbol semangka, yang melambangkan kekuatan dan solidaritas mereka. Ini dipilih karena semangka mencerminkan warna bendera Palestina: merah, hijau, putih, dan hitam. Penggunaan emoji semangka di media sosial menjadi tren karena seringkali postingan dengan bendera Palestina dihapus, memicu inspirasi dari sejarah untuk mengadopsi simbol semangka sebagai alternatif yang tahan sensor.
Secara Sosiologi fenomena tersebut dapat dipahami dengan teori interaksionisme simbolik dari Herbert Blumer dalam kajiannya terhadap tatanan sosial. Herbert Blumer, seorang sosiolog asal Amerika Serikat, menyoroti peran penting simbol dalam memahami struktur sosial. Dalam konteks simbol semangka sebagai ekspresi perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel, Blumer memberikan wawasan mengenai bagaimana simbol dapat menjadi sarana untuk mengomunikasikan makna dan menentang hegemoni budaya. Simbol, menurut Blumer, adalah konstruksi sosial yang muncul melalui interaksi sosial. Dalam kasus simbol semangka, masyarakat Palestina memilih simbol ini sebagai bentuk resistensi terhadap larangan Israel terhadap bendera Palestina. Semangka menjadi cara untuk menyampaikan identitas dan perlawanan rakyat Palestina terhadap ketidakadilan sosial yang dihasilkan oleh hegemoni budaya Israel.
Blumer menyoroti bahwa simbol memiliki sifat yang fleksibel dan dapat mengalami perubahan makna sesuai dengan konteks sosialnya. Dalam kasus simbol semangka, maknanya berkembang dari simbol perlawanan terhadap Israel menjadi representasi identitas yang kuat bagi masyarakat Palestina. Dukungan dari tokoh publik dan penyebaran melalui media sosial juga turut memperkuat makna simbol ini dalam lingkup sosial yang lebih luas.
Secara umum, perspektif Herbert Blumer membuka cakrawala tentang relevansi simbol dalam memahami struktur sosial, menyoroti peran simbol sebagai sarana untuk mengomunikasikan makna dan menentang dominasi budaya. Dalam konteks perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel, simbol semangka menjadi gambaran kuat tentang bagaimana simbol memiliki kekuatan untuk membentuk dan memperkuat solidaritas dalam gerakan sosial, menggambarkan bagaimana simbol mampu memengaruhi dinamika tatanan sosial.