Dampak FOMO (Fear Of Missing Out) pada Kesejahteraan Mental Mahasiswa

Dalam era di mana media sosial memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa semakin terpapar pada tekanan sosial yang tak terhindarkan. Salah satu fenomena yang semakin diperhatikan adalah FOMO, atau Fear of Missing Out, yang dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental mahasiswa. Dalam perspektif sosiologi, FOMO dapat dilihat sebagai produk dari tekanan konformitas sosial dan penilaian diri yang konstan dalam masyarakat yang terhubung secara digital. Teori “tekanan sosial” menjelaskan bagaimana individu cenderung mengikuti norma dan harapan yang diberlakukan oleh kelompok sosial mereka, termasuk di antara lingkaran teman dan sesama mahasiswa. Ketika teman-teman di media sosial menampilkan kehidupan yang glamor atau kegiatan yang menarik, mahasiswa mungkin merasa terdorong untuk ikut serta demi menghindari perasaan terisolasi atau tertinggal.

Sementara itu, teori “penilaian diri” menyoroti peran perbandingan sosial dalam membentuk persepsi individu tentang diri mereka sendiri. Ketika mahasiswa terus-menerus membandingkan pencapaian, gaya hidup, atau kebahagiaan mereka dengan rekan-rekan mereka di platform media sosial, hal itu dapat memicu perasaan tidak memadai atau kurang bernilai jika merasa tidak bisa menyamai atau mengikuti tren yang sedang populer. Akibatnya, kesejahteraan mental mahasiswa dapat terganggu oleh FOMO. Mereka mungkin mengalami stres, kecemasan, atau bahkan depresi karena tekanan untuk tetap terhubung secara online dan terlibat dalam kehidupan sosial yang sibuk. FOMO juga dapat mengganggu kualitas tidur, mempengaruhi konsentrasi akademis, dan mengurangi rasa kepuasan dan kebahagiaan secara keseluruhan.

Namun demikian, pemahaman tentang dampak FOMO pada kesejahteraan mental mahasiswa juga membuka jalan bagi solusi dan dukungan yang lebih baik. Dengan meningkatkan kesadaran akan tekanan sosial dan perbandingan sosial yang mendasari FOMO, institusi pendidikan dan komunitas mahasiswa dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, mendukung, dan mempromosikan kesejahteraan mental yang positif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *