ANALISIS JURGEN HABERMAS TERHADAP DINAMIKA KOMUNIKASI POLITIK DALAM FILM DIRTY VOTE

Secara sosiologis film yang belakangan ini viral di jagat dunia maya, yaitu film Dirty Vote dapat kita analisis melalui pandangan tokoh Sosiologi Jurgen Habermas melalui teori tindakan komunikatif dan ruang publik. Dalam konteks ini teori tindakan komunikatif Habermas merupakan upaya diskursus etika yang bersifat praktis, bukan sekedar anjuran etis yang bersifat imperatif-individual melainkan prosedur argumentasi moral melalui dialog perbincangan rasional untuk mencapai persetujuan timbal balik yang bersifat publik. Sedangkan teori ruang publik Habermas adalah ruang yang bebas dari penindasan dimana setiap orang di dalamnya ditempatkan secara egaliter dan setara

Film Dirty Vote itu sendiri adalah sebuah film dokumenter politik Indonesia yang diproduksi oleh sutradara Dandhy Dwi Laksono dan dirilis pada 11 Februari 2024. Pada film tersebut menampilkan tiga tokoh/pakar politik tata negara Indonesia. yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar dalam menilai terdapat indikasi kecurangan pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2024. Pada film tersebut penonton juga akan diberikan perspektif yang menggambarkan realitas politik yang kotor dan penuh intrik.

Film Dirty Vote menurut perspektif Habermas digambarkan sebagai bagian dari tindakan komunikatif yang tujuannya untuk memberikan kritik dan sikap kontradiksi atas ketidakpercayaan pada sistem politik yang dianggap tidak demokratis serta dipandang tidak berjalan sesuai dengan etika aturan yang ada. Melalui filmnya, Dirty Vote mengomunikasikan pesan dan argumen yang berbasis pada fakta dan logika, mengundang penonton terlibat dalam dialog kritis dan diskusi mengenai isu-isu yang ditampilkan. Film ini menyoroti hak dan tanggung jawab masyarakat dalam mengawasi dan mengontrol sistem pemerintahan yang sedang berjalan, sambil menuntut akuntabilitas dan keadilan dari pihak yang terlibat dalam kecurangan saat pemilihan umum.

Jadi, film Dirty Vote mewakili sebuah contoh analisis sosiologis dalam perspektif Jurgen Habermas terkait dengan dinamika sosial dan politik yang sedang terjadi di Indonesia. Dirty Vote mengilustrasikan tentang bagaimana komunikasi dan ruang publik dapat berperan sebagai alat kritik untuk memperbaiki nilai demokrasi dan meningkatkan kepekaan kepada masyarakat yang masih pasif di dalam partisipasi politik. Dengan menghadirkan gambaran semacam itu, film ini memicu peningkatan kesadaran dan kritik dari masyarakat terhadap struktur politik yang ada, serta mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses demokrasi termasuk di masa pemilihan umum di tahun 2024 ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *